Have an account?

Rabu, 23 Juni 2010

Riyadhah 40 Hari



"Sesiapa yang berjalan menuju Allah, Allah akan berlari menuju dia. Siapa yang berlari menuju Allah, maka Allah akan melompat kepadanya".
Jaga Shalat Tahajjud 8 Rakaat + Witir 3 Rakaat.
Jaga Shalat Shubuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. (Khusus soal shalat, terkandung di dalamnya menjaga berjamaah, di masjid, lengkap dg qabliyah dan ba'diyahnya. Juga Sunnah Tahiyyatul Masjid, sbg tanda kita dtg sebelom wktnya azan/pra-ontime).
Jaga Waaqi'ah sesudah shubuh atau sesudah ashar (boleh pilih).
Jaga Shalat dhuha 6 Rakaat. Yang kuat, 12 rakaat.
Baca zikir usai shalat, plus yaa fattaah yaa rozzaaq 11x, plus ayat kursi, plus qulhu 3x. Ini setiap usai shalat.
Khusus usai shalat shubuh dan ashar, ditambah 4 ayat terakhir surah al Hasyr.
Jaga setiap hari membaca 300x laa hawla walaa quwwata illaa billaah. Boleh 100x. Dan boleh dibagi-bagi di 5 waktu shalat.
Jaga setiap hari baca Istighfar 100x.
Jaga setiap hari baca subhaanallaahi wabihamdihi subhaanallaahil 'adzhiem 100x pagi dan 100x sore. (Boleh habis dhuha dan habis ashar/jelang maghrib).
Jaga setiap hari baca Yaasiin (bebas waktunya kapan saja, yg penting 1hr 1x).
Tutup malam dg shalat sunnah 2 rakaat; baca Qulyaa di rakaat pertama, Qulhu di rakaat kedua. Setelahnya baca salah satu dari as Sajdah, Tabaarok, atau ar Rohmaan.
Jaga ini selama 40 hari. Berjuang ya. Terutama shalat tepat waktu, di masjid, plus qabliyah ba'diyahnya. Barengi dengan Puasa Daud supaya enteng.
Semoga Allah menyegarkan badan kita semua, menyehatkan kita semua. Yah, dihitung-hitung daripada lembur ga keruan, kerja rodi ga keruan dlm mencari rizki, dan daripada berobat ke rumah sakit. Mending ngelakuin riyadhah dah. Ampuh banget-banget. Kepada Allah dan untuk Allah kita lurusin niat kita ya. Amin.

SUMBER:http://wisatahati.com/

Rabu, 02 Juni 2010


Hubungan Ideologis NU Soekarno 30/03/2007 Ketika masih menjadi aktivis pergerakan Bung Karno belum mengenal NU bahkan cenderung meremehkan orang Islam pesantren yang dianggap kolot. Apalagi saat itu ia sangat terpengaruh oleh ide-ide Amir Ali, Kemal Attaturk, Abdel Razik dan sebagainya. Dalam kenyataannya Soekarno bayak bersimpati dengan Islam modernis. Begitu menjelang kemerdekaan Bung Barno baru mengenal kelompok pesantren ini secara lebih dekat, karena itu menunjukkan simpati yang besar. Di situ Bung Karno melihat NU adalah kelompok yang nasionalis dan kerakyatan berdasarkan ajaran Islam. Ini sanagat cok dengan ideologinya yang nasionalis dan marhaenis. Sementara terhadap Islam modernis Bung Karno semakin lama semakin mengalami keretakan, terutama setelah kemerdekaan, ketika beberapa elemen kelompok itu terlibat dalam pemberontakan DI-TII dan kemudian PRRI Permesta. Bung Karno merasa mereka bukan teman seideologi, terbukti bersekutu dengan kekuatan asing merongrong keutuhan republik, tidak sedikit di antara pemimpinnya yang ditahan. Sementara NU merasa dekat dengan Bung Karno, bukan karena dia berkuasa tetapi ada kesamaan ideologi yang nasionalistis dan populis. Orang sering salah paham dengan prinsip dasar itu sehingga melihat NU oportunis, hanya mengikuti kebijakan Bung Karno. Padahal NU ikut Bung Karno karena mersa ideologi dan cita-citanya sama. Dalam kenyataannya NU tetap Kritis terhadap kebijakannya. Kiai Waahab misalnya pernah mengatakan dalam pidatonya bahwa, ”Sukarno tanpa NO (NU) akan menjadi Sukar (susah) menjalankan program politiknya. Demikian juga Bung Karno tanpa NO (NU) akan menjadi bongkar (didongkel orang).” Ternyata pernyataan itu ada benarnya, ketika tuntutan NU pada Bung Karno untuk segera membubarkan PKI, karena partai itu selalu menimbulkan ketegangan gontok-gontokan dan konflik sosial di mana-mana. Hubungan NU Bung Karno menjadi renggang, maka saat itu Bung Karno bergerak tanpa NO akhirnya Bung Karno dijatuhkan oleh berbagai kekuatan termasuk kekuatan kolonialisme asing. (Mun’im) sumber:http://www.nu.or.id/